
Setelah luka hati yang begitu dalam dirasakannya, akhirnya gadis itu mendapat sebuh titik terang yang diharapkannya bisa menjadi penawar luka lamanya.Dimana ia dapat menjalani kehidupannya tanpa ada sedikitpun kegundahan lagi.Walaupun ada keraguan yang menyelinap di dalam hati.Akankah ini benar-benar terjadi ? ataukah hanya harapan kosong yang disimpulkan secara sepihak oleh perasaannya.Entahlah,tapi pelan-pelan ia mulai membuka hati untuk menerima taqdir, dan memangkas harapan yang ada di hatinya tanpa ampun.Gadis ini adalah orang yang selalu menjaga perasaannya dari hal-hal yang dimurkai Tuhan.Jadi,saat dia menaruh simpati pada seseorang.Ia hanya diam, dan menaruh orang tersebut jauh di lubuk hatinya yang terdalam.Sehingga tak ada seorangpun yang dapat mengetahuinya.Kisah asmaranya bisa dibilang unik sekali.Dulu,ia pernah menyukai kakak kelasnya.Seorang kakak kelas yang dikagumi banyak orang.Dia memilih diam di tempat, tidak mau berpusing-pusing dengan perasaannya.Hingga dalam hatinya ia percaya,jika kakak kelas tersebut adalah jodohnya,maka terpisah sejauh apapun pasti bertemu kembali.Tetapi namanya perasaan,yaa tetap perasaan.Kadang ia ingin menang sendiri,tanpa memperdulikan pemiliknya.Kuntum-kuntum mawar di hatinya semakin lama semakin mekar.Hingga ia memutuskan untuk selalu menyebut kakak kelas tersebut dalam doanya.Enam tahun semua itu terpendanm dengan sangat rapih,tanpa ada seorangpun yang tahy kecuali dirinya.
Hingga akhirnya, taqdirpun telah ditetapkan , gadis ini benar-benar tidak punya kesempatan untuk sekedar berkenalan dengan kaka kelasnya tersebut.Sungguh malang memang,tapi tentu saja tidak ada yang salah dengan taqdir.Lagi-lagi semuanya adalah masalah harapan.Harapan yang terlampau dipupuk.
Setelah lama tak bertemu, ternyata si kakak kelas tersebut telah menjadi suami orang lain,dan hal itulah yang membuat gadis itu sangat kecewa dan merubah hidupnya. Cinta pada manusia memang selalu hampa.
Beberapa saat lamanya gadis itu memendam kesedihannya sendiri.Ia mulai menyalahkan taqdir,dan marah sekali, karena menurutnya, penantian yang telah dilakukannya selama bertahun-tahun tidak membuahkan hasil sama sekali.Lantas,dimana kedailan Tuhan ? pertanyaan itu yang selalu berkecamuk di hatinya.
Padaha tentu saja hati kecilnya telah berkata bahwa pertanyaan tersebut tidak seharusnya terbersit dihati.
Tak ada salahnya kita memiliki keinginan dan merencanakan sesuatu, tapi tentu saja kita juga harus menyadari bahwa pemilik rencana terbaik adalah Tuhan kita, Allah.Karena tak ada gunanya menyalahkan taqdir,semua telah diatur Allah dengan serapih rapihnya dan seindah indahnya.Kita manusia hanya butuh menunggu keindahan tersebut datang pada kita.Karena sejatinya penantian mengajarkan pada kita arti sebuah kesabaran dan kedewasaan :)
kok bersambung..???
BalasHapus